FATISDA – Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data (FATISDA) bersama dengan National Chung Hsing University Taiwan, Rapixus Taiwan dan Solo TechnoPark menyelenggarakan “Cybersecurity Training 2024” selama dua hari pada tanggal 28 dan 29 Mei 2024 bertempat di Cybersecurity Hub, Gedung Solo Trade Center lantai 2, Solo Technopark. Kegiatan ini diselenggarakan mengingat keamanan siber atau cybersecurity telah menjadi isu global yang mempengaruhi semua sektor, termasuk sektor pemerintahan.
Peserta pada kegiatan ini diikuti oleh Dinas Komunikasi dan Informatika dari delapan Pemerintah Daerah yaitu, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang dan Kota Madiun. Peserta sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Kegiatan dibuka oleh Plt. Dekan FATISDA, Drs. Harjana, M.Si., M.Sc., Ph.D. yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa Perkembangan teknologi seperti Hukum Newton II Dimana ada Aksi maka ada Rekasi. Teknologi berkembang pesat, namun seiring itu juga peretasan, pencurian data juga semakin canggih. Cyber Security Training 2024 sebagai implementasi kerja sama ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan hadirnya kegiatan-kegiatan lain
“Kami harapkan kerja sama ini tidak hanya sampai di sini saja. Tetapi juga dapat ditindaklanjuti ke kegiatan yang lain. Pelatihan keamanan siber semacam ini berguna dalam menjaga data. Seperti yang kita tahu, perkembangannya cepat sekali. Paling tidak diberi (peserta) dasar ilmunya,” ucap Drs. Harjana, Ph.D.
Hari pertama kegiatan dimulain dengan Pendalaman Teori Cybersecurity yang disampaikan oleh Dosen S1 Informatika UNS, Winarno, S.Si., M.Eng. Materi yang disampaikan oleh Bapak Winarno mencakup berbagai aspek penting dalam cybersecurity, dimulai dari Attacks, Threats, dan Vulnerabilities. Bapak Winarno menjelaskan berbagai jenis serangan siber yang sering terjadi, mulai dari malware, phishing, hingga ransomware. Pengetahuan mengenai ancaman ini sangat krusial agar kita dapat mengenali dan mengatasi kerentanan sistem secara efektif.
Pelatihan pada hari pertama dilanjutkan dengan sesi praktik Comptia Security++ yang dipandu oleh Bagus Setiawan, S.Si. Pada sesi ini peserta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui simulasi dan latihan langsung. Tujuan praktik ini untuk memperkuat pemahaman bagi peserta mengenai protokol keamanan dan teknik perlindungan data.
Bagus menjelaskan, “Praktik langsung sangat penting untuk memahami betul bagaimana konsep-konsep keamanan diterapkan dalam situasi nyata. Melalui latihan ini, peserta dapat lebih siap menghadapi tantangan keamanan siber di dunia kerja.”
Hari kedua pelatihan fokus pada pengenalan dan praktik penggunaan sistem RapixEngine, sebuah produk inovatif dari Rapixus. Sesi ini dipandu oleh Ievan Anthonio T., seorang ahli di bidangnya. Ia membuka sesi dengan memberikan gambaran umum tentang RapixEngine, menjelaskan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh sistem ini dalam meningkatkan keamanan sistem informasi
Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan para profesional keamanan siber di Indonesia dapat terus meningkatkan kompetensinya. Tantangan di dunia siber akan selalu ada, namun dengan persiapan dan pengetahuan yang memadai, kita dapat menghadapi dan mengatasinya dengan lebih baik.
Ayo Tingkatkan Keamanan Siber Kita!